DefiDollar partners with Frontier to enable wider access to its product suite

We will be working with the Frontier team closely to enhance the value that is generated for the DeFi community by democratising access to quality DeFi products. Frontier’s slick UI and ease of use…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Bahasa Sebagai Identitas dalam Pergaulan

Bahasa ? apa itu bahasa, pernah kudengar seseorang menjelaskan bahwa bahasa merupakan identitas individu sebagai bagian dari komunitas, baik itu dalam lingkup negara yang mana kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai cara berkomunikasi dengan teman dan keluarga, maupun dilingkup global sebagai simbol bahwa kita berasal dari sebuah negara di Asia tenggara bernama Indonesia. Adapun dalam suatu kalimat pernah dijelaskan bahwa bahasa itu sangatlah universal, seuniversal dengan agama. Berbicara mengenai bahasa tentunya kita mengenal apa itu bahasa daerah. Ada sebuah kalimat yang mengatakan bahwa budaya daerah seperti bahasa daerah merupakan bagian dari kekayaan bangsa Indonesia. Sehingga perlu adanya pelestarian budaya tersebut agar tetap bisa kita gunakan sebagai alat komunikasi khususnya dengan kawan satu suku dan sebagai bagian dari nilai kekayaan kita sebagai bangsa yang besar. Saya pribadi memiliki pandangan bahwa bahasa daerah merupakan representasi dari harga diri kita sebagai suatu suku, ya walaupun saya pribadi tidaklah mahir dalam berbahasa daerah di tingkat ketiga yang sangat halus.

Dalam bahasa daerah khusunya bahasa Madura terdapat tiga tinggkatan, yakni enje’-iye, engghi –enten, dan engghi-bhunten. Di setiap tingkatan ini sudah bisa kita asumsikan seperti halnya dengan bahasa jawa kan? Ya bahasa Madura sendiri dalam penggunaannya tergantung situasi, kondisi, dan siapa yang menjadi partner berdialog kita. Jika patner berdialog kita adalah seseorang yang lebih dewasa atau orang yang memiliki kedudukan khusus seperti kiyai tentunya penggunaan bahasa pada tingkat tiga yakni engghi-bhunten merupakan nilai yang harus kita ikuti. Namun berbeda cerita jika kita berdialog dengan kawan sebaya kita bisa menggunakan bahasa di tingkat satu maupun dua.

Di daerah saya yakni kabupaten Pamekasan, khususnya di area pergaulan saya pernah ditemui –saya juga termasuk- orang yang penggunaan bahasa Madura di tingkat tiga kurang dan bahkan tidak menguasai. Sehingga saat berdialog dengan yang lebih dewasa akan nampak bahwa bahasa yang digunakan itu campuran antara enjek-iye atau engghi-enten. Hal ini tentunya membuat saya berpikir “ mengapa orang Madura seperti kita ini tidak bisa lancar menggunakan bahasa sendiri? “ saya juga terkadang merasa adanya pandangan yang sedikit aneh pada mereka yang menggunakan bahasa Madura saat berdialog dengan seseorang di situasi tertentu. Hal itu dikarenakan anggapan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa kaum intelek dan bahasa inggris merupakan penguat dari anggapan intelek itu sendiri. Sehingga dalam praktiknya saya pribadi merasa adanya pengasingan terhadap bahasa daerah sendiri pada level seperti ‘dandut sebagai lagu milik wong ndeso’,

Hal lucu yang pernah saya temui lagi ialah ada beberapa orang saat berdialog dengan kawannya menggunakan bahasa Madura yang dicampur dengan bahasa Indonesia. Hal itu jujur sedikit mengganggu telinga saya, mungkin akan ada yang berpendapat bahwa hal itu sah sah saja, namun baik itu bahasa Indonesia sekalipun dalam gunanya saat berdialog akan sangat baik jika tidak dicampur campur, bukan? Bahasa Inggris saat digunakan akan nampak harmonis jika tidak dicampur dengan bahasa, bukan? Kecuali jika bahasa yang digunakan baik dalam percakapan bahasa Indonesia, Inggris, maupun Madura itu merupakan bahasa yang diadaptasi untuk menjelaskan suatu hal atau seseuatu.

Dalam dunia pergaulan memang tidaklah semua dipukul rata bahwa anggapan di atas adalah benar, namun saya melihat disebagaian kecil saja hal itu ada. sehingga saya berharap mungkin kita bisa mengadaptasi cara ampuh yang menjadikan bahasa daerah seperti bahasa Madura sebumi dengan bahasa Indonesia dan seintelek bahasa Inggris. Karena saya merasa harga diri sebagai orang Madura harus dipertahankan dengan menggunakan bahasa alam kita ini. Kita lahir di alam Madura kemudia kita tumbuh dan berkembang di atmosfer Madura lalu mengapa ada rasa malu berbahasa Madura?

Sehingga marilah kawanku semuanya baik yang dari Jawa maupun Madura, gunakanlah bahasa lidah kita ini tanpa ada rasa malu.

Add a comment

Related posts:

Clone Puppies

Barbra Streisand cloned her favorite dog and things didn’t turn out as expected. Why? And How? And, most importantly, Whuuuuuuuut? First, Streisand revealed in a recent interview with Variety…

How Startups Can Find Hope In Budget 2018?

Union budget 2018 has ushered slew of benefits on rural sector but has left the startup ecosystem aghast. Startups are pivotal part of economic growth. It brings in innovation and generates…

Agora a fake news foi longe demais

Aos que estiveram presentes nas redes sociais no início de 2018, não é difícil descobrir a tendência que será tratada aqui somente pela leitura do título. Sim, dessa vez Pabllo Vittar foi longe…